Minggu, 25 Maret 2018

Penelusuran Gua Jepang di Daerah Istimewa Yogyakarta

Penelusuran Gua Jepang di Daerah Istimewa Yogyakarta

Kawasan Gua Jepang ini seluas 12 hektare. Lokasi Gua Jepang ini tepatnya berada di dusun Ngreco dan Poyahan di Desa Seloharjo, Pundong, Bantul, Yogyakarta.Perjalanan dari kota Yogyakarta menuju gua Jepang ini dibutuhkan waktu sekitar 20 menit yaitu dari jalan Parangtritis terus ke selatan sampai melewati perempatan Tulasan  ( Tulasan - Jalan Paker Pundong - Jalan Parangtritis). Dari perempatan itu terus ke selatan sampai melewati jembatan yang membentang di atas sungai Opak. Kira-kira 100 meter setelah jembatan ada papan petunjuk dimana goa Jepang belok kiri arah gua Cerme (timur) sedangkan pantai Parangtritis lurus terus (ke selatan). Sesuai papan petunjuk, belok ke kiri (timur) melewati jalan Kretek Siluk. Kira-kira 1 kilometer ada pertigaan. Dari pertigaan itu belok ke kanan menuju desa Ngreco. Di desa Ngreco kendaraan harus dititipkan, karena jalanan cukup berbahaya untuk dilewati dengan kendaraan. Namun jika kamu memiliki nyali yang cukup besar, silahkan saja untuk menuju lokasi gua Jepang Pundong dengan kendaraan. Namun harap hati hati dan pastikan kendaraan dalam kondisi prima. Jalanan yang berbatu, curam dan terjal sudah siap menanti.
Kegiatan ini diawali dengan koordinasi dengan pihak Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) dan pihak BPCB Yogyakarta untuk proses perizinan. Kegiatan ini mendapatkan tanggapan positif dari pihak Pokdarwis yang ada di Pundong Bantul ini serta mendapatkan apresiasi dari petugas BPCB yang mengelola Gua Jepang ini. 
Adapun sejarah gua Jepang di Pundong Bantul ini adalah sebagai berikut :
Sebelum sampai di tanah Jawa, awalnya bangsa Jepang mendarat di Balikpapan pada tahun 1942. Lalu, ke Martapura dan Palembang. Bangsa Jepang yang membawa semboyan 3 A yaitu Jepang Pemimpin Asia, Jepang Penguasa Asia serta Jepang Cahaya Asia, ini juga memperluas wilayah jajahannya di pulau Jawa. Tepatnya pada 1 Maret 1942 penjajah Jepang mendarat di daerah Eretan, Indramayu, Jawa Barat. Sedangkan kota Yogyakarta sendiri mulai dikuasai Jepang pada 5 Maret 1942.
Pendudukan Jepang ini menimbulkan beberapa konsekuensi. Salah satunya munculnya beberapa kantong-kantong pertahanan yang ada di sejumlah lokasi. Semisal, di sekitar daerah Kaliurang, Parangtritis, serta lapangan terbang Maguwo dan sekitarnya.
Gua Jepang yang berdiri di sejumlah lokasi memiliki berbagai peran.  Seperti halnya Gua yang berada di bukit pundong tersebut digunakan oleh Jepang untuk pengintaian musuh dan juga sebagai benteng pertahanan
untuk menghalau tentara Sekutu jika masuk melalui Samudera Hindia. Gua ini dibangun pada tahun 1942 dan selesai pada tahun 1945. Pembangunan gua Jepang Surocolo dimulai ketika pasukan Jepang datang ke Indonesia. Setelah berhasil mengusir Belanda, pasukan Jepang kemudian membangun benteng benteng pertahanan, salah satunya di lokasi gua Jepang Sucorolo Pundong Bantul.
Ada 18 gua yang saling terhubung dan memiliki fungsi yang berbeda. Ada gua yang berfungsi untuk pengintaian dan ada juga gua yang berfungsi untuk pertahanan, semisal gua yang bisa digunakan untuk menembak musuh menggunakan senjata berat seperti meriam. Jumlahnya 1 buah dan terletak di pinggir pantai. Ada juga gua yang untuk mengawasi gerak-gerik musuh serta melakukan penyerbuan menggunakan senapan ringan letaknya di bukit dan menghadap lembah. Jumlahnya 6 buah. Bahkan ada yang berfungsi sebagai tempat akomodasi dan kepentingan logistik pasukan (ruang pertemuan dan juga dapur) berjumlah 4 buah dan terletak di sebelah lapangan upacara. Gua-gua lainnya yang dimanfaatkan sebagai bunker pasukan dan penyimpanan amunisi ada 8 buah dan dibangun di pegunungan. Gua-gua tersebut dibagi menjadi beberapa jenis. Gua yang memiliki 1 dan 4 lubang pengintaian. Serta gua yang memiliki 1 atau 2 buah pintu. Meskipun terpisah, baik gua di pegunungan dan di pesisir memiliki tujuan yang sama yaitu menghalau tentara sekutu. Antara satu gua dan lainnya dihubungkan jalan berparit atau disebut juga "jalan tikus". Lantaran fungsinya berbeda beda, arsitektur goa pun berbeda beda. Ukuran goa jepang surocolo di Pundong tak begitu luas. Jepang membuat goa ini dengan cara melubangi dinding bukit dan disekelilingnya diberi batu batu dan semak belukar untuk menyamarkan. Konstruksi goa dibuat dengan beton, oleh sebab itu hingga sekarang masih kokoh. Setiap gua berbahan dasar beton bertulang dengan pintu yang terbuat dari kayu. Ukurannya sekitar 150 cm x 150 cm. Sedangkan ketebalan dinding betonnya antara 30 - 60 cm. Setiap gua memiliki lubang di bagian atasnya. Jumlahnya bervariasi, antara 1 sampai 4. Selain berfungsi sebagai saluran udara, lubang-lubang itu juga berguna bagi penjajah Jepang untuk mengintai musuh.
Gua menjadi strategi mengamankan wilayah. Penjajah Jepang berusaha mati-matian agar sekutu tidak masuk dan menduduki daerah jajahan mereka. Pembangunan gua di gunung dan di pesisir dilakukan untuk menghadang musuh yang mungkin mendarat dan masuk lewat jalur di sepanjang laut selatan.
Setelah itu dilanjutkan dengan kegiatan menjelajahi ke 18 buah gua Jepang yang ada di Pundong Bantul. Dan ternyata memang banyak sekali gua Jepang dengan pemandangan yang sangat menarik. Pada saat jelajah ke 18 gua Jepang ini ditemui gua Dapur atau gua Pawon yang atasnya banyak ditumbuhi vegetasi pohon jati yang sangat menawan. Juga adanya jalur yang mulai digali oleh pihak BPCB selaku pengelola gua Jepang ini yang semakin menambah eksotiknya gua Jepang.

Inilah hasil penjelajahan ke 18 gua Jepang yang ada di Pundong Bantul.

Gua ke 1
 
 
Gua ke2
 
 Gua ke3
Gardu pandang antara gua ke 3 dan gua ke 4
 
 Jalan menuju gua ke 4

Gua ke 4
Gua ke 5
Gua ke 6
 
Gua ke 7


Gua ke 8
 

Gua ke 9
 
 
 Bekas tapak kaki yang tercetak di beton yang berada di Gua ke 9




 Gua ke 10
 
 
 Gua ke 11
 
 



Pemandangan di Bukit Kayangan

 
 
 Gua ke 12
Parit di dekat gua ke 13



Gua ke 13
 
 
 Parit penghubung gua ke 13 dan gua ke 14
 
 
Gua ke 14
 
 

Gua ke 15
Gua ke 16
Gua ke 17
Parit dari gua ke 17 ke gua ke 18
 
Gua ke 18

Selain bisa belajar sejarah, pengunjung akan menikmati pemandangan garis pantai selatan dari atas bukit yang memiliki ketinggian sekitar 600 meter di atas permukaan laut.

Akan tetapi ternyata di bawah kawasan gua Jepang yang ada di dusun Ngreco dan Poyahan di Desa Seloharjo, Pundong, Bantul, Yogyakarta ini masih ada lagi sebuah gua Jepang atau bunker Jepang yang ukurannya lumayan besar dan nampak pula adanya dudukan untuk menempatkan meriam pantai serta kamar buat personil dan amunisi. Dan kami yakin bahwa bunker ini sebenarnya masih satu komplek dengan bunker-bunker lainnya yang ada di wilayah
dusun Ngreco dan Poyahan di Desa Seloharjo, Pundong, Bantul, Yogyakarta.
Dan inilah penampakan dari bunker yang ada di kawasan di atasnya Parang Endok.

 Pintu masuk ke dalam bunker

Bagian dalam bunker yang nampak adanya tempat buat meriam dan lubang tempat laras meriam keluar dari bunker

Ruangan yang ada di dalam bunker

Lubang udara yang ada di atas bunker

Oleh penduduk setempat bunker ini diketahuinya sebagai saluran air, tanpa ada yang tahu kalau itu sebenarnya sebuah bunker pertahanan peninggalan pemerintahan Jepang selama pendudukan Jepang di Indonesia.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar